Download

Minggu, 14 Maret 2010

Masalah Dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah dan ringan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetisi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam rangka keberhasilan proses belajar mengajar. Sungguhpun begitu, ternyata keinginan agar tugas mengelola kelas bukan menjadi beban yang berat adalah suatu harapan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Apalagi bila kelas yang akan dikelola itu dengan jumlah siswa yang besar. Di dalamnya terkumpul berbagai karakteristik siswa yang bervariasi. Suatu kevariasian yang melahirkan perilaku yang bermacam-macam pula. Itu berarti bermacam-macam pula masalah yang akan ditimbulkannya.
Keanekaragaman masalah perilaku siswa itu menimbulkan beberapa masalah pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah :
1.Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok, dan pertentangan jenis kelamin.
2.Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rebut, bercakap-cakap, pergi ke sana ke mari, dan sebagainya.
3.Reaksi negatif terhadap anggota kelompok misalnya ribut, kerusuhan, mengucilkan, merendahkan,kelompok bodoh dan sebagainya.
4.Kelas mentoleransi keliruan-keliruan temannya, yakni mereka menerima dan mendorong perilaku yang keliru.
5.Mudah mereaksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
6.Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
7.Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi yang baru dan sebagainya.

Variasi perilaku menurut Made Pidarta bukan tanpa sebab. Karena faktor-faktor penyebablah timbulnya variasi perilaku. Diantara faktor-faktor tersebut yaitu :
a.Karena pengelompokkan (pandai, sedang, bodoh). Kelompok bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakkan atau apatis.
b.Dari karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, membuat tidak puas atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
c.Kelompok pandai akan merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak mampu seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru.
d.Dalam latihan diharapkan semua siswa tenang dan bekerja sepanjangg jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tegang atau cemas.
e.Dari organisasi kurikulum tentang team teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guru ke guru yang lain dan dari satu kelompok ke kelompok yang lain.

Doyle memandang variabel masalah pengelolaan kelas dari sudut lain. Pendapatnya terungkap dari lima kategori masalah, yaitu :
1)Berdimensi Banyak (Multidimensionality)
Di kelas guru dituntut untuk melaksanakan berbagai tugas yang meliputi tugas-tugas akademik (edukatif) serta tugas penunjangnya, yaitu tugas administratif.
2)Serentak (Simultneity)
Berbagai hal yang dapat terjadi pada waktu yang sama di kelas. Pekerjaan yang satu harus dikerjakan, tetapi pekerjaan yang lain tidak dapat ditunda. Keduanya harus dikerjakan dalam waktu yang hampir bersamaan, dikerjakan serentak. Misalnya, salama dilaksanakan diskusi, guru tidak hanay harus mendengarkan dan membantu mengarahkan pikiran siswa, tetapi juga harus memantau siswa yang kurang aktif dan efektif melibatkan diri dalam diskusi, dan mencari strategi agar diskusi dapat berjalan dengan baik.
3)Segera (Immediacy)

Proses pengajaran yang terjadi di kelas dapat dikatakan cukup cepat. Selama satu hari belajar, siswa disajikan beberapa mata pelajaran dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan waktu yang dijadwalkan tersebut guru harus membaginya sedemikian rupa hingga cukup efektif menghasilkan sesuatu yang dikuasai oleh siswa. Interaksi antara guru dengan siswa terjadi timbal balik begitu cepat, sehingga menuntut guru agar dapat segera bertindak melalui proses berpikir, memutuskan dan melaksanakan tindakan.
4)Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu
Doyle mengatakan bahwa iklim yang terjadi di kelas bukan semata-mata merupakan hasil upaya guru. Banyak faktor telah mempengaruhi terjadinya iklim di kelas, dan beberpa diantaranya datang dengan tiba-tiba. Misalnya, ketika semua siswa sedang asyiknya menerima mata pelajaran dari guru, dengan tiba-tiba seekor cecak jatuh tepat di tubuh salah seorang siswi. Karena jatuhnya tepat dipunggungnya, maka secara refleks dia terkejut dan langsung berteriak. Akibatnya suasana kelas menjadi gaduh. Dari kasus tersebut, kelas yang tadinya tenang menjadi gaduh. Siswa pun tidak tenang menerima pelajaran dari guru.
5)Sejarah
Peristiwa yang terjadi di kelas akan mempunyai dampak yang dirasakan dalam waktu yang jauh sesudahnya. Peristiwa yang terjadi pada awal-awal sekolah akan banyak berpengaruh pada pengelolaan kelas pada tingkat-tingkat berikutnya. Dari pengamatan terhadap kelas-kelas diperoleh gambaran, ada kelas-kelas yang begitu mudah dikelola, tetapi sebaliknya ada yang sangat sulit. Ternyata kelas yang mudah dikelola merupakan kelanjutan dari kelas awal yang ditangani dengan baik.
Masalah dalam pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi masalah yang bersumber dari siswa dan dari tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Masalah yang bersumber dari siswa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Sebuah masalah individual dapat berkembang dan menampakkan diri sebagai masalah kelompok, atau sebaliknya masalah kelompok terselubung sehingga menampakkan diri sebagai masalah individual

Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual (masalah siswa) adalah sebagai berikut :
a)Tingkah Laku Untuk Menarik Perhatian Orang Lain.
Siswa yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan, berusaha mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dikiranya dapat menarik perhatian orang lain. Apabila tidak mendapat perhatian orang lain (temannya), maka ia mencari cara lain yang lebih brutal.
b)Tingkah Laku Untuk Menguasai Orang Lain.
Tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa untuk menguasai orang lain ada yang bersifat aktif dan ada pula yang bersifat pasif. Perilaku yang bersifat aktif misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional (marah-marah, menangis). Sedangkan yang bersifat pasif umpamanya selalu lupa pada peraturan-peraturan kelas yang sudah disepakati sebelumnya.
c)Perilaku Untuk Menbalas Dendam.
Siswa yang berperilaku seperti ini biasanya siswa yang merasa lebih kuat, dan yang menjadi sasarannya adalah orang yang lebih lemah.perbuatan yang biasa dilakukan diantaranya mengatai, mengancam, mencubit, memukul, menendang, dan sebagainya.
d)Peragaan Ketidakmampuan
Siswa yang termasuk kedalam kategori ini biasanya sangat apatis (masa bodoh) terhadap pekerjaan apa pun, misalnya menolak mentah-mentah untuk melakukan suatu pekerjaan, karena ia yakin akan menemui kegagalan. Kalaupun mau mengerjakan, tetapi ia melakukan tidak dengan sepenuh hati. Bahkan ada kecenderungan berusaha menyontek hasil pekerjaan temannya.

Sedangkan bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat kelompok adalah sebagai berikut :
a)Kelas Kurang Kohesif (Akrab)
Hubungan antarsiswa kurang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang tidak bersahabat. Persaingan yang tidak sehat di antara kelompok menimbulkan keonaran-keonaran yang menyebabkan proses pengajaran mengalami hambatan. Bila suatu kelompok mempunyai kesempatan untuk tampil di depan kelas, kelompok lain yang menjadi saingannya berusaha untuk mengacaukan.
b)Kesebalan Terhadap Norma-Norma Yang Telah Disepakati Sebelumnya.
Tingkah laku yang secara sengaja dilakukan oleh siswa untuk melanggar norma-norma yang disepakati sebelumnya, apabila berhasil, maka siswa yang melakukannya merasa senang, tidak peduli orang lain merasa terganggu karena perbuatanya itu.
c)Kelas Mereaksi Negatif Terhadap Salah Seorang Anggota.
Kelas memperolok-olokkan temannya, sehingga kelas menjadi gaduh tidak karuan. Apabila orang yang diperolok-olokkan itu kuat mentalnya, hal tersebut tidak akan terlalu berakibat buruk. Akan tetapi, apabila yang diperolok-olokkannya itu siswa yang pemalu, maka hal terebut akan menjadi pukulan bagi dirinya, atau ia merasa kapok.
d)Menyokong Anggota Kelas Yang Justru Melanggar Norma Kelompok.
Kelas mendukung salah seorang anggota kelas yang membadut, seolah-olah dia dianggap pahlawan untuk mendobrak suatu norma atau tata aturan.
e)Semangat Kerja Rendah Atau Semacam Aksi Protes kepada guru karena dianggap tugas yang diberikannya kurang wajar. Apabila tugas yang diberikan kurang wajar, maka para siswa cenderung menunjukkan perilaku yang masa bodoh. Mereka tidak merasa takut lagi terhadap ancaman hukuman yang akan diberikan oleh guru. hal ini biasanya terjadi apabila guru memberikan tugas yang berat yang berada diluar kemampuannya, atau memberikan tugas dengan petunjuk yang tidak jelas.
f)Kelas Kurang Mampu Menyesuaikan Diri Dengan Situasi Yang Baru.
Jika siswa sudah terbiasa belajar dalam kondisi tertentu, maka apabila situasi tersebut dirubah, siswa sulit untuk menyesuaikan diri. Akibatnya motivasi dan kegairahan belajar berkurang, bahkan cenderung untuk menolak sama sekali. Misalnya perubahan jadwal pelajaran, perubahan guru, perubahan waktu dari pagi ke sore hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar