Download

Minggu, 14 Maret 2010

Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

Berbagai teknik dapat digunakan oleh guru untuk mengelola kelas, baik untuk menanggulangi maupun mencegah timbulnya tingkah laku siswa yang menggangu jalannya kegiatan belajar mengajar. teknik-teknik tersebut misalnya pujian, aturan, larangan, peringatan, hukuman dan sebagainya.
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Adanya hubungan yang harmonis antara guru dengan anak didik, dan tingginya kerjasama di antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam pengelolaan kelas. Pendekatan dalam pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai pertimbangan yang mendasar dan komprehensif yang melatarbelakangi penggunaan teknik-teknik tertentu dalam pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas dapat didekati dari berbagai bidang pengetahuan, tetapi pada umumnya didekati dari bidang pengetahuan psikologi, sosiologi, dinamika kelompok, dan manajemen. Pendekatan psikologis pun masih dapat dipilah-pilah lagi, misalnya psikologi Behavioristik, psikologi Humanistik, psikologi Sosial dan psikologi Komunikasi.

Berbagai pendekatan yang akan kami uraikan diantaranya :
1.Pendekatan Kekuasaan (Otoriter)
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Siswa harus duduk dengan tertib, tenang, dan terus menerus memperhatikan guru. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Didalamnya ada "kekuasaan" dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekati. Dan dengan bertindak dengan kekuasaan siswa mudah diatur dan wibawa guru dapat ditegakkan sehingga kelas bisa dikelola dengan mudah.

2.Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.

3.Pendekatan Pembebasan
Diartikan sebagai suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

4.Pendekatan Resep
Dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanya mengikuti petunjuk seperti tertulis dalam resep.

5.Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6.Pendekatan Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modification)
Pengelolaan kelas diartikan sebagi suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari pandangan Psikologi Behavioral yang mengemukakan asumsi bahwa :
1)Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses Belajar.
2)Ada dua proses psikologi yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yaitu penguatan positif (positive reinforcement), penguatan negatif (negative reinforcement).
untuk membina tingkah laku yang dikehendaki, guru harus memberikan penguatan positif berupa ganjaran, atau mengurangi penguatan negatif yaitu menghilangkan hukuman. Sedangkan untuk mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki, guru dapat menggunakan penguatan negatif berupa hukuman/sangsi.

7.Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
Pendekatan ini cenderung pada pandangan Psikologis Klinis dan Konseling (penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Artinya ada hubungan yang baik (positif) antara guru dengan anak didik, atau antara anak didik dengan anak didik. Di sini guru adalah kunci terhadap pembentukkan hubungan pribadi yang sehat. Untuk itu terdapat dua asumsi yang dipergunakan dalam pengelolaan kelas sebagai berikut:
1)Proses belajar efektif memerlukan suatu iklim sosio-emosional yang baik, dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
2)Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik dalam usahanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Guru harus didorong menjadi pelaksana yang berinisiatif dan kreatif serta selalu terbuka pada kritik dengan sikap tulus dihadapan siswa. Di samping itu guru harus memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa, sehingga mampu dan bersedia mendengarkan pendapat, saran, gagasan dan lain-lain dari siswa.

8.Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)
Diartikan sebagai suatu proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar. Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi sosial dan dinamika kelompok dengan asumsi yaitu :
a.Pengalaman belajar berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
b.Tugas utama guru adalah menciptakan dan memelihara iklim belajar untuk membina kelompok yang produktif dan efektif.
Menurut Schmuck unsur-unsur penciptaan iklim belajar dalam rangka pendekatan proses kelompok adalah dengan adanya :
1)Timbal balik antara tingkah laku guru-siswa dan siswa-siswa.
2)Kepemimpinan yang mengarah pada kegiatan kelompok ke arah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
3)Pola persahabatan antara anggota kelompok.
4)Norma kelompok yang produktif.
5)Kekompakkan anggota terhadap kelompok secara keseluruhan.
9.Pendekatan Electis atau Pluralistik
Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang dihadapi. Pendekatan elactis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efesien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar