“Dan
orang-orang yang membantah Diinullah sesudah agama itu diterima, maka bantahan
meraka itu sia-sia saja disisi Rabb mereka dan mereka akan mendapat murka dan
bagi mereka siksa yang amat keras”.
Sesungguhnya
kalau kita memikirkan usia kita, waktu hidup kita di dunia, tentunya kita akan
bertanya, untuk apa waktu yang telah kita tunaikan selama ini. Jangan
dipungkiri, bahwa kita memang menyadari hal itu, lalu apa jawab kita? Akankah
kita mengatakan bahwa selama ini hidup kita untuk mengejar karier, studi,
mencari nafkah, mencari kesenangan pribadi, bermain-main dengan teman sebaya?
Atau yang lainnya, bahkan lebih dari itu. Sesudah itu apakah kita akan merasa
puas, nikmat? Dan itukah yang kita tuju, tujuan hidup kita?
Ketahuilah,
sesungguhnya tujuan hidup manusia bukanlah kesenangan di dunia semata, yakinlah
akan adanya kehidupan lagi setelah mati. Dan kehidupan itu amat terkait dengan
kehidupan di dunia yang sekarang ini tengah kita geluti. Kalau didunia kita
menginginkan kebahagian, pada kehidupan setelah mati pun kita menginginkan
kebahagiaan. Di sinilah kehidupan kekal, kampung akhirat, tempat kembali semua
manusia.
“Dan diantara manusia ada yang
mendo’a:
Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka”.
(Q.S. Al-Baqarah: 201)
Orang-orang
beriman semestinya mengetahui bahwa kenikmatan dan kebahagiaan hidup (dunia dan
akhirat) tidak akan berhasil di raih tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Dengan
usaha yang sungguh-sungguh ini pula akhirnya menyelamatkan orang-orang mukmin
dari siksa neraka jahim. Lalu, bagaimana usaha yang sungguh-sungguh itu?
Perhatikanlah, sesungguhnya tidak ada usaha yang sungguh-sungguh, tidak ada
amalan yang dan aktivitas lain bagi kita, melainkan hanya taat dan berbakti
kepada Rabb kita Allah SWT.
Orang-orang mukmin
pun akan senantiasa mampu memecahkan segala problema kehidupan dan ujian
keimanan, hanya dengan mengikuti perintah Khaliqnya, memenuhi seruannya dan
menjauhi larangannya. Apa yang datang dari Allah mereka terima dengan penuh
ikhlas dan dengan keikhlasannya pula mereka melaksanakan aturan Illahi di muka
bumi ini dengan penuh rasa optimis, menjunjung tinggi nilai-nilai yang
dikandungnya dan mereka musnahkan segala aturan-aturan yang nyata-nyata bertentangan
dengan aturan Rabbnya.
Demikianlah
aktivitas hidup seorang muslim di dunia ini, sebagaimana yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah Muhammad SAW. Bila seorang muslim telah memahami hal ini,
niscaya ia akan mampu menjawab hakekat kehidupan ini. Pada akhirnya ketika hati
kecil kita menanyakan ‘apakah kita telah menyiapkan bekal yang cukup untuk
perjalanan abadi nanti di kampung akhirat? Maka dengan mantap pula kita akan menjawab,
bahwa jika apa yang kita lakukan selama ini berjalan diatas aturan-Nya, Insya
Allah kita sedang menyiapkan bekal, walaupun masih terlalu kecil.
Lebih
jauh dari permasalahan di atas, tentunya kita juga akan memahami bahwa ternyata
kehidupan dunia hanyalah ajang latihan dan ujian yang di masuki oleh berbagai
umat pada tiap-tiap zaman. Dari sinilah akan diuji siapa yang taat kepada Rabbnya
dan siapa yang ingkar kepada-Nya.
Sesungguhnya
jika kita telah memahami hakekat kehidupan dunia, pasti kita semua akan
berlomba-lomba untuk menyelamatkan diri dari segala kemaksiatan, bahkan lebih
dari itu kita akan berusaha dan bekerja keras untuk menyelamatkan
saudara-saudara kita, mengangkat setinggi-tingginya aturan Illahi dan menghalau
segala bentuk dan fenomena kekufuran. Untuk selanjutnya kita memasuki kehidupan
yang sejahtera dan sentosa, menjadi umat yang mempu memimpin dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar